Hambatan Minda...

melihat keajaiban sekeliling dan mengenal isi hati…

5/27/2009 01:07:00 AM

Doakan Kami

Dihantar oleh thoyyibah

Sebenarnya malam ni kepala agak pening-pening lalat sebab baru habis exam, dan mungkin sebab masa rehat yang tidak menentu. Tapi saya gagahkan diri jugak nak kemas kini blog ini selepas 'bercuti' lebih seminggu. Siang tadi ada dua paper minor, paper PJ dan English. Kepala duk serabut lagi, tapi alhamdulillah lega sebab dah lepas satu beban, beban exam.


Sekarang tengah fokus untuk persiapan untuk Program Citra Guru-Khidmat Masyarakat yang bakal diadakan pada 30 Mei ini hingga 4 Jun di Sabah, Negeri Di Bawah Bayu. Antara program yang telah diatur adalah Program Khidmat Masyarakat di Sekolah Kebangsaan Kundasang, Ranau. InsyaAllah, kami akan mengadakan tuisyen dan aktiviti untuk murid-murid Tahun 6 yang bakal menduduki UPSR tidak lama lagi. Harap sangat ada sesuatu yang kami dapat sumbangkan dalam membangkitkan semangat anak-anak di sana untuk terus bermotivasi dalam "ekspedisi" pencarian ilmu.

Program kedua, yang merupakan program kemuncak kepada Program Citra Guru ini ialah Pengapaian Gunung Kinabalu. Ekspedisi ini sebenarnya telah lama diilhamkan ideanya oleh pensyarah Pendidikan Jasmani saya sekitar 2 thn yang lepas, Cik Azian Jaafar. Hasil cetusan tersebut beberapa usaha telah dibuat untuk merealisasikan program ini termasuk pembentangan kertas kerja kinabalu oleh Kumpulan PISMP cohort 3 (Geng 21), yang akhirnya juga menemui kegagalan. Jadi saya mencabar diri untuk menyediakan dan membentangkan kertas kerja program ekspedisi ini di bawah Program Bina Insan Guru. Alhamdulillah segalanya berjalan dengan baik dan mendapat sambutan daripada warga IPGM-KBA walaupun terpaksa mengeluarkan duit kocek sendiri untuk membayar tambang flight. Tanpa penyertaan mereka, maka tiada apa yang boleh dijayakan. Ini pun saya masih berdebar-debar selagi mana program ni belum betul-betul dapat dilaksanakan sepenuhnya. Ujian dan cubaan dari Allah tu akan datang pada bila-bila masa. Jadi saya bertawakal, berserah dan memohon doa agar Allah permudahkan perlaksanaan program ini dan kami masing-masing memperoleh manfaat daripadanya dan dapat dikongsikan dengan rakan-rakan yang lain. Saya juga amat terharu dengan komitmen yang ditunjukkan oleh pegawai-pegawai dan pensyarah di Jabatan HEP. Saya yakin tanpa sokongan daripada mereka terutama En. Tahir Zaman, En. Arus dan Ustaz Amiyamin, kertas kerja yang saya bawa tahun lepas hanya akan tinggal kertas sahaja. Pengalaman mereka yang luas memudahkan urusan untuk kami berhubung dengan Pegawai BPG Sabah, pihak Kinabalu Park, Pengarah IPGM Gaya dan Kent dan ramai lagi dalam usaha memastikan kelancaran program.

Persediaan telah dilaksanakan dengan pengendalian Program Pra Pendakian di Gunung Nuang. (1493 m /4898 kaki). Walaupun tidak sempat sampai di puncak, akibat kekangan masa dan hanya sempat sampai berada di Kem Pacat yang penuh dengan lebah, tapi saya tetap berpuas hati dapat mendaki bersama-sama 29 orang peserta lain. Ini merupakan pengalaman peribadi pertama saya mendaki gunung. Jadi segala kepayahan dan kesulitan yang saya hadapi, menjadi satu motivasi untuk saya mengatasinya. Benarla kata orang, nak mendaki gunung ni bukan setakat perlu cergas fizikal, tapi mesti juga kuat mental. Maaf saya pohon kepada para peserta kerana tidak dapat melaksanakan Program Pra Pendakian Siri II yang dirancang untuk diadakan di Genting Highlands. Mungkin tak ada rezeki untuk kita berlatih di sana dan mungkin ada hikmahnya kita tidak ke sana memandangkan tempat tersebut juga agak bahaya untuk diadakan latihan pada waktu malam.

Saya cuba fokus. Tak pasti sama ada tubuh ini mampu atau tak untuk menyahut cabaran ekspedisi tersebut. Nak daki Gunung Nuang pun mengah, apa lagi Gunung Kinabalu (13, 455 kaki) yang 3 kali ganda tinggi daripada Gunung Nuang. Tak dapat saya bayangkan cabarannya. Saya mendoakan agar keselamatan setiap daripada peserta program ini, agar dapat pergi dan balik dengan selamat serta tiada perkara yang tidak diingini berlaku. dan kepada sahabat-sahabat di luar sana, Doakan kejayaan Kami...

Buat makluman sahabat-sahabat, insyaAllah pada masa akan datang saya akan upload kesemua kertas kerja, surat dan segala bentuk dokumen yang saya ada semasa berkhidmat dalam MPP di laman Scribd. Tak banyak pun sebenarnya, tapi sekadar ingin berkongsi jika ada yang memerlukan contoh-contoh kertas kerja atau surat. InsyaAllah, bahan-bahan tersebut sedikit sebanyak boleh membantu.



Di bawah ini saya sertakan coretan pengalaman seorang pendaki yang pernah mendaki Gunung Nuang. Sekadar perkongsian artikel saya di sini.

Mount of Infamy

Mountain: Gunung Nuang
Height: 1493m/4898ft
Location: Pangsoon, Ulu Langat, Selangor

I've been to Gunung Nuang more times than I care to remember already. This is Selangor's highest peak, and it's not really a difficult mountain to conquer. Really. It only gets difficult when it rains - the path gets so muddy and slippery that it seems like for after every three forward steps one makes, one takes a step backward. That adds to the mental anguish, and it can often break one's will.

The Trek
The infamous Gunung Nuang is really in a category by itself because it has caused its share of problems for even our most experienced hikers. The challenge rating of this mountain is compounded by the fact that we do most of it in the night. That's right. Our start time is usually about 7pm, which means reaching base camp (Kem Pacat) takes about 5 hours for even our fittest hikers. The whole group is usually together again at camp Pacat by about 1:15am — some 6 or so hours of walking only by torchlight, though we did have one hiker once use only a pocket lighter.

Nuang is pretty much a nightmare, or a dream depending on how you look at it. You just keep walking, and walking, crossing the occasional stream, dealing with moderate to high steepness in some areas, and there is nothing to see save the piles of garbage strewn throughout the campsites on the trail. Nuang is divided up into four parts:

1. The Never Ending Road:
To access the start of the trail, trekkers must first deal with the "Never Ending Road", a name coined by former trekking team leader, Ian Wikarski. The road takes about 70 minutes to walk, but it feels like about 2.5 hours. This road is the main reason we do this trip at night because it doesn't feel so long when you can't see it.

2. The Pipeline:
At the end of the Never Ending Road, one crosses a small stream, makes a quick left and then follows the pipeline up to the dam (usually known as Lolo Camp). This part takes about 1 hour.
Crossing the dam, trekkers hike for another 20 minutes or so, reaching the what we call "Hut Camp 1". Turn left crossing the stream (do not turn right to the huts), and then continue up along the trail passing various camp sites until you see "Hut Camp 2" across the stream. You now have to cross the stream again and hike up to Hut Camp 2. Note that this is the last water source before Kem Pacat. Once at Hut Camp 2 make a quick left and continue up.

3. The Red Clay:
As you continue up now you will notice that the steepness of the trail has taken a sharp rise. And you will also notice that you are hiking on red clay, which is what you will hike on for the remainder of the trek until you reach Kem Pacat. Red clay is fine when dry, but at Nuang it is rarely dry, so make sure you have a grippy pair of boots (running shoes do NOT work well). There is also a lot of erosion on this part and the trail looks different each time we trek. What used to be a 6"wide-8"deep water channel is now a 12"wide-3'deep ravine. This part of the trail takes 3-4 hours, longer if it is raining of course.
You will know when you're close to Kem Pacat when you find yourself on a short descent before heading uphill again on the trail. About 15 minutes later, you will reach what we have termed "Pacat Rock", a rock on the left side of the trail marked with a big red arrow pointing to the campsite and way to the summit.
Kem Pacat is where we set camp for the night. Though this spot literally translates as Leech Camp, we have rarely encountered leeches here. We have, however, come across many large insects and animals here. There is a water source accessible from the camp site, but it can only be safely accessed during the day because it is a steep 20-minute descent.

4. The Summit Push:
From Kem Pacat it is about a 1½-hour trek to the summit; our record for the Summit Push is 1 hour 8 minutes. It's no longer red clay but now a mixture of rock, root and mud, and moderate to high steepness.
As one continues the trek, one will come to the first peak that one reaches after Kem Pacat. This is the peak of Bukit Pengasih. To get to Nuang's peak, use the trail that leads to the left. Other paths will lead one to Janda Baik -- that's about another day away.
The summit has changed in recent years in that there are two lookouts. Before, one could hardly see anything from the summit as the view was 90% blocked by overgrown brush and trees. Today, it is possible to have an awesome view looking down at the Ulu Langat dam and the distant town. To access the lookout point, turn left at the summit, and hike for few minutes to see the second lookout. The view here is worth the pain you endure while trekking up!

We Trek Because We Love to Hate Nuang!
We do Gunung Nuang because of the high mental anguish that this mountain has to offer. Hiking on the Never Ending Road is more than enough to drain a person mentally and physically. And when we hike during the monsoon raining season, which it has been on a few occasions, then Nuang scores a perfect 5-leaves for mental anguish. CIMP Trekking Club has been to Gunung Nuang six times in a row now, becoming somewhat of a tradition. Many have summitted, few have summitted on their first attempt, while many have summitted more than once.


5/15/2009 11:45:00 AM

"Hidup Berbakti"

Dihantar oleh thoyyibah

LOGO HARI GURU

http://www.moe.gov.my/hariguru/images/logohariguruq.jpg

Tema:

"Guru Pembina Negara Bangsa"


Sajak: Sumpah Guru Akhir Zaman

Mencari pada dakapan hening pagi,
Dipamer rasa syahdu dipalit sepi,
Melempias tegapnya keringat diri,
Tatkala melakar hikayat yang tidak mati,
Itulah entiti realiti seorang guru sejati,

Pabila mengatur langkah ke laman sekolah,
Tidak gagah!
Tetapi santun bersalut hikmah,
Bait-bait ilmu yang dicurah,
Menanti telinga-telinga kecil untuk menadah,
Agar kalimah itu terarah kepada yang pasrah,

Guru bukan pejuang,
Bukan juga pahlawan,
Tetapi....
Dari merekalah tercanang segala,
Perdana Menteri, jurutera dan angkasawan,
Mencanai seni yang berkesinambungan,
Persis pencorak masa hadapan,

Segunung jasa selaut pengorbanan,
Bukan mahu dikenang,
Cuma ingin didoakan,
Agar gugurnya sebagai insan,
Yang menyulam sutera kemanisan,
Kemanisan anak watan,
Menjadi bingkai segala keindahan,

Mereka...
Menggalas beban mendabik harapan,
Tuntas akrunya jiwa-jiwa yang mampan,
Menguntumkan senyuman generasi wawasan,
Agar negara terpimpin mereka yang berketrampilan,
Termeteralah...
Sumpah guru akhir zaman...

Nukilan: Thoyyibah (2006)


http://www.moe.gov.my/jpnterengganu/hariguru/Hari%20Guru%20Kebangsaan%202009edit.jpg


http://www.tutor.com.my/guru/top_guru.jpg

5/13/2009 04:40:00 PM

Kalimah Cinta

Dihantar oleh thoyyibah

Secara kebetulan, 3 entri saya(termasuk entri ini) ternukil perkataan cinta. Suratan atau kebetulan itu saya serahkan kepadaNya yang mengarahkan gerak laku saya berdasarkan sifat dan kelemahan yang tersandar pada diri ini. Cuma diharap perkongsian ini tidak disalahtafsirkan. Hanya memenuhi idea yang datang dan naluri ingin berkongsi sesuatu dengan sesiapa sahaja yang sudi menerima. Semoga rahmat dan rahim Allah sentiasa bersama kita..ameen...












5/13/2009 03:35:00 PM

Cerita CINTA

Dihantar oleh thoyyibah

Cinta itu itu perkara biasa, cinta itu mengundang bahagia, cinta itu pengubat jiwa kerana cinta adalah fitrah manusia. Sibuk saya berziarah daripada satu blog ke blog yang lain. Kemudian terhenti untuk membaca secara mendalam satu artikel berbentuk naratif daripada seorang sahabat, saudara Azmir (http://thetalkingpen.blogspot.com/2008/07/cinta-episod-4.html). Terlebih dahulu saya ucapkan terima kasih kerana beliau telah mengeditkan artikel tersebut. jadi saya cuma perlu copy paste sahaja dalam blog ini. Saya mohon izin dari beliau untuk berkongsi artikel tersebut di blog saya. Moga ada sesuatu manfaat yang boleh dikongsikan bersama. Ini adalah usaha saya atas gerak rasa yang Allah telah tetapkan untuk memperbaiki diri sendiri dan peringatan buat diri sendiri. Anda sebagai pembaca, saya serahkan sepenuhnya bagaimana cara untuk anda menilai isinya.




Pernah seketika dulu saya rasa saya seorang yang tidak berguna.. Duduk dalam kelas
kawan-kawan semua tak suka.. Saya nak join mereka, mereka kata saya menyibuk.. Ada juga yang kata saya kuat emosi.. Sikit-sikit nak marah.. Padahal sebenarnya saya nak tegur mereka buat salah.. kemudian saya cuba melawak konon nak tarik perhatian orang lain, saya paling gembira bila ada orang ketawa pada lawak yang saya buat, especially budak-budak perempuan.. budak-budak lelaki semua panggil saya ‘mat capub’.. tapi saya tak kisah.. asalkan ada yang terhibur.. Tapi saya tetap merasakan kekosongan.. Memang lumrah manusia.. Seorang lelaki akan tertarik kepada wanita, macam itulah yang saya rasa.. Saya tengok kawan-kawan dah ada yang bercouple.. di dorm SMS ‘awek’ sampai pagi.. ada yang call ‘awek’ sampai satu malam boleh habis 10 ringgit.. Saya mula fikir.. Adakah aku perlu BERCINTA?

Dengan menggunakan akal seorang pelajar tingkatan empat itu.. saya pun mula menanam tekad
untuk bercouple.. dan masa itulah saya kenal awak.. saya rasa saya dah jumpa orang yang paling penting dalam hidup saya.. Mula-mula awak jual mahal.. tapi saya tak kisah..nak beli juga.. huhu.. pendek cerita..saya pun mulalah BERCINTA..

Masa bercinta, memang saya sangat bersemangat Apa orang minang kata..All OUT lah.. huhu~ Saya selalu call awak, awak pun selalu call saya.. bergayut di telefon malam-malam..kadang-kadang saya pun habis RM10 se-malam.. Tapi segala PENGORBANAN yang dilakukan masa itu.. tak terasa pun kehilangannya.. Masa bercinta memang indah.. Semuanya indah.. kejap-kejap gurau senda, gelak ketawa. kalau merajuk main pujuk-pujuk.. Kalau birthday main wish wish... Untuk diri ini,terasa amat bahagia.. Sebab masa itulah terasa diri ini dihargai.. Saya pernah fikir.. Biarlah kawan-kawan saya itu pandang saya semacam dan kata saya macam-macam.. Asalkan awak memahami saya..


Satu hari saya dengar ceramah.. Alhamdulillah.. Dalam ceramah itu saya sedar, saya banyak buat dosa dan saya kena berubah.. Hidup saya mesti selari dengan Islam.. Saya kena jadi baik.. Sebab memang itu fitrah manusia.. Inginkan kebaikan.. semua orang nak masuk syurga kan? Sejak dari tu saya mula rapatkan diri dengan masjid.. Rapatkan diri dengan Al-Quran.. Selalu sembahyang jemaah.. Selalu dengar tazkirah..


Saya tak nak jadi baik seorang diri.. so saya ajak awak sekali.. Saya ajak awak baca Quran.. saya kejut awak bangun subuh.. saya ajak awak bagi tazkirah.. Mula-mula awak terkejut dengan perubahan saya.. Awak ingat saya dah nak jadi alim, nak berhenti
couple. Saya kata, kita bukan buat salah.. bercinta kerana Allah.. Kite couple bukan macam orang lain.. orang lain jiwang karat aje.. ada yang siap buat maksiat lagi.. pegang-pegang tangan and coupleso on.. Tapi kita couple baik-baik.. jaga batas-batas syara`.. tak nak guna ayat jiwang-jiwang, janji tak mahu berjumpa, takut berlaku maksiat.. Dan awak terima perubahan saya itu..

Saya pun banyak nasihat awak.. Awak pun terima.. Walaupun kadang-kadang awak merajuk dengan teguran saya, awak tak dapat nak terima.. tapi saya faham,perubahan memerlukan masa.. Dan akhirnya saya rasa.. Hubungan kita semakin diredhai.. Saya selalu doa supaya kita akan kekal sampai ke gerbang perkahwinan.. Dalam proses perubahan saya, saya mula sedar Dakwah itu wajib.. Kita kena menyampaikan pada orang tentang kebenaran. Kalau tak.. kita akan dipertanggungjwbkan oleh Allah di akhirat kelak. Sesuai dengan firman-Nya dalam surah Al- A'raf, surah ke 7, ayat ke 164:

Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa".


Selepas itu saya mulalah beri tazkirah pada kawan-kawan.. adik-adik.. tegur mereka apa sahaja yang mereka buat silap.. Saya tak boleh tahan bila tengok orang buat salah/dosa.. Saya mesti nak tegur. Selemah-lemah iman tegur dengn hati, oleh sebab saya nak jadi orang kuat iman.. apa lagi..tegur aje lah direct..huhu~


Kemudian satu masa.. saya terbaca tentang couple.. "COUPLE HARAM" Saya tak percaya.. tap bila baca details yang dia bagi.. macam betul pula.. huhu~ tapi biasalah kan.. kalau kite suka satu perkara tu.. kita akan tetap cari alasan untuk meneguhkan pendapat kita..


Saya pun buat tak tahu pasal perkara tu.. dan teruskan aje hubungan kita.. kita tak buat maksiat.. Kita tak jalan-jalan pegang tangan.. tak jiwang-jiwang.. cuma saling ambil berat.. tanya khabar.. borak-borak.. Siap bagi tazkirah lagi.. apa yang haramnya dengn benda macam ni kan? huhu~ tak kisahlah..

Masa terus berlalu...masa ni dah nak dekat trial SPM.. lagi tiga minggu kot trial.. entah.. lupalah.. tak catat dalam diary.. sebab saya tak ada diari pun.. huhu.. Dalam masa itu, saya memang rajin ajar-ajar kawan.. Pada masa yg sama bagi tazkirah pada mereka.. Ade yang respect.. ada yang prospek..(pandang slack) Kadang-kadang bila tegur.. saya kena marah balik.. macam-macam la ada kata tegur tak berhikmah.. ada yang kata saya ‘poyo’ je.. Tapi tak apa.. saya ada tempat mengadu.. huhu~

Suatu masa.. ketika sedang mentadabbur Al-Quran seorang diri.. saya terjumpa ayat ini..

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat) Maka tidakkah kamu berpikir?’ (Al-Baqarah, ayat 44)

Saya pun terfikir.. "Selama ini aku asyik tegur orang aje. Tapi aku sendiri masih banyak kekurangan, Cepat marah, suka buang masa, ade juga dosa-dosa kecil yang masih dilakukan.. macam mana ek?" kemudian terjumpa pula ayat ni..


Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.’ (Al-Baqarah ayat 42)


Tetiba saya terfikir satu kritikan kawan.. "Alah kau tu..cakap berasap..gaya alim,tapi couple juga..sama aje kau dengan kami.. tegur orang konon.." Berfikir sejenak.. Sebenarnya bercouple ini boleh ke tak? Adakah selama ini saya hanya menganggap ia boleh? Habis tu, kenapa saya rasa malu bila mak dan ayah tahu saya selalu contact perempuan? Dan terkadang rasa serba salah? Macam-macam yang saya fikir.. Dipendekkan cerita lagi sekali.. saya ke penang untuk mengikuti satu seminar dakwah.. Saya harap dengan seminar ini kefahaman saya mengenai dakwah akan lebih mantap.. Sebelum pegi seminar itu.. saya still SMS lagi dengan awak.. tanya khabar.. sempat lagi pesan-pesan supaya jangan lupa baca Quran hari ini.. dalam fikiran saya.. "Ini kira dakwah juga la ini.. saling ingat-mngingati.."

Majlis malam itu berakhir dengan sesi ta'aruf, pukul 10 semua orang dah bebas nak buat apa-apa.. Lagipun kami semua penat.. takkan nak panjang-panjangkan program sampai tengah malam.. pihak penganjur pun faham.. tiba-tiba saya tergerak hati untuk berkongsi masalah dengan fasilitator yang ade di situ.. Saya rasa inilah masa yang terbaik nak tanya pendapat dia fasal couple. Tapi saya teragak-agak.. "kalau betullah couple itu salah.. habis, nak buat macam mana? Aku kena clash ke? Aaah, kenapa fikir macam itu.. tanya aje lah. Kalau tak buat salah kenapa nak takut.."


Lalu saya menghampiri Brother fasilitator tu.. Masa tu dia tengah belek-belek terjemahan Quran dia seorang diri.

"Assalamualaikum, bang, saya nak tnya sikit boleh?"

"Em,boleh.. duduklah. Enta nak tanya apa?"

"Er..camni, saya nak tnya sikitt. Sebelum saya terlibat dengan dakwah ini, saya adalah kenal seorang kawan ini, perempuan la. Tapi bukanlah setakat kawan biasa..rapat juga lah. Bukan rapat biasa,tapi rapat la.."

"Bercinta ke?"


Saya malu nak cakap yang saya couple. Nanti apa pula brother tu kata.. mesti dia pandang serong nanti. Saya angguk aje lah. Kemudian saya tanya.. "Sebenarnya.. couple ni boleh ke tak bang?"


"Akhi, memang fitrah manusia, lelaki akan tertarik kepada perempuan, begitu juga perempuan akan tertarik kepada lelaki. Tapi dalam Islam, perasaan itu perlu ada batasnya. Pergaulan perlu dijaga. Allah berfirman dalam surah Al-Isra', surah ke 17, dlm ayat yg ke 32:

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."


"Tapi bang, saya tak nampak pun menghampiri zina. Niat kami baik. Saya dah cuba sedaya upaya mengawal perhubungan kami. SMS pun tak adalah jiwang karat, selalu bagi tazkirah. Kami selang-seli bagi, hari ini saya, esok dia. Bukan ke baik tu?" Saya tak mahu mengalah.

"Memang betul niat enta baik. Tapi ingat, niat tak pernah menghalalkan cara. Yang batil tetap batil, yang haq tetap haq. Cuba tengok ayat ini." Sambil brother tu buka Qurannya, dan tunjuk pada saya ayat ni:
"Dan (juga) kaum Ad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Dan setan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang- orang yang berpandangan tajam. "(Surah Al-Ankabut,Surah 29, ayat 38)


"Akhi, kalau enta tengok ayat ini, syaitan telah buat enta pandang indah benda buruk yang enta lakukan. Walaupun enta berpandangan tajam, maksudnya enta berilmu tinggi. Memanglah pada mulanya niat enta baik, tapi ingat, syaitan licik. Dia akan sedaya upaya buat enta terjerumus ke dalam kemaksiatan.."


Saya pun cakaplah.. "Tapi bang, saya dah janji dengan die tak nak jumpa lagi. Sebab saya tahu kalau berjumpa nanti banyak bahayanya. Dan dia pun setuju. Kami sama-sama menjaga diri. Takkan ia boleh membawa kepada zina juga bang?"

"Em, betul, enta dah janji tak nak jumpa dengan dia lagi. Enta dah dapat elakkan zina mata, zina tangan, zina kaki. Kalau enta janji tak nak call dia selalu, enta dapat elak zina telinga dan zina lidah. Tapi akhi.. masih ada zina yg tetap enta tak dapat elak bila bercouple.."

"Zina hati?" Saya mencelah.


"Betul, zina hati. Semua ini lah yang Rasulullah jelaskan dalam hadithnya bagaimana menghampiri zina itu. Enta boleh check dalam Riyadhus Solihin, bawah bab larangan melihat wanita. Rasulullah sabda, mata boleh berzina dengan melihat, lidah boleh berzina dengan kata-kata, tangan boleh berzina dengan berpegangan. Kaki boleh berzina dgn berjalan ke arah tempat mksiat. Hati pula boleh berzina dengan merindui, mengingati, membayangi si dia. Hakikatnya, macam mana pun enta buat, enta tetap tak dapat lari daripada zina hati."

Saya terdiam.. kelu. Tak tahu nak kata apa. Semua yang brother tu kata tak nampak mana yang salahnya. Kemudian dia sambung.. "Ana dulu pun couple juga. Lagi lama daripada enta. Sejak sekolah sampai dah masuk U, dekat nak graduate. Tapi bila ana sedar pasal ini, ana terus tinggalkan. Ana siap dah fikir, dialah bakal isteri ana, yang akan jadi ibu kepada anak-anak ana. Kalo nak ikutkan lagi besar masalah ana daripada enta."

"Saya risau lah bang. Nanti ape kawan-kawan dia kata. Dulu saya selalu minta tolong diorang untuk rapat dengan dia. Sure nanti mereka semua tak puas hati dengan saya. Dan die sndri pula, saya takut apa-apa akan jadi pada dia kalau dia tak dapat terima keputusan ini. Sebab kami dah rapat sangat" Masa itu saya sudah mula sebak dah. Malu sangat. Menangis depan brother tu cerita pasal perkara ini.


Entah apa-apa. Nasib baik tak ada orang lain tengok masa tu. Brother tu jawab.. "Kalau kawan-kawan dia tak puas hati pun, mereka nak buat apa? Paling teruk pun, mereka akan mengata di belakang enta. Enta tak kurang sikit pun. Lagi pun, dalam berdakwah ni, kita nak cari redha Allah, biarlah orang nak kata apa sekali pun, yang penting redha Allah. Kalo Allah tak redha, semuanya dah tak bermakna lagi."


Saya terdiam lagi.

"Pasal si dia pula, cuba enta fikir dari sudut positif, mungkin dia akan terima keputusan enta secara matang. Mungkin dia juga akan buat keputusan untuk tidak lagi bercouple. Ana yakin, dia tak akan buat apa-apa perkara bodoh. Kalau die buat sekali pun, itu bukan tanggungjwb enta, apa yang enta nak buat itu btul, meninggalkan maksiat. Semua orang akan tanggung balasan atas perbuatannya sendiri."


Saya sudah tidak dapat tahan lagi. Masa itu saya menangis, saya dah sedar yang saya kena berhenti couple. Dah jelas sekarang, couple itu haram.


"Jadi nak buat macam mana bang?" "Ana dulu, hantar satu SMS aje pada dia. Ana terangkan pada dia hubungan yang dibina itu salah. Minta maaf, kita berakhir di sini. Tolong jangan cari saya lagi. kemudian ana terus tukar nombor. Dia tak contact ana langsung dah lepas tu."

"Maksudnya, saya tak boleh contact dia lagi ke? Tapi bang, saya ada juga kawan perempuan lain, boleh ke saya contact mereka?"

"Dengan dia ni lain. Enta dah pernah ada 'sejarah' dengan dia. Tapi, kalau nanti ditakdirkan enta satu universiti dengan dia, satu kuliah, pastu kne pula buat group discussion, masa itu enta hanya layan dia hanya sebagai group discussion partner sahaja."

Tiba-tiba saya terfikir.. "Dia ni nak suruh aku clash malam ni juga ke? Sekarang juga? Takkanlah awal sangat?" Saya cakap.. "Saya rasa saya belum ada kekuatan lah bang. Boleh tak saya tunggu sampai saya ada kekuatan baru saya tinggalkan perkara ni?"
Saya agak nak lari lah. Sekali dia jawab..

"Akhi, enta kena ingat. Kekuatan itu tidak boleh diitunggu, tapi ia perlu dibina. Allah tak akan ubah keadaan sesuatu kaum sehingga kaum itu mengubah keadaan dirinya sendiri, boleh rujuk surah Ar-Ra'du, surah ke-13, ayat 11. Lagipun, enta nak tunggu sampai bila baru nak tinggalkan couple ni.. abang-abang di sini pun ramai yang pernah bercouple, bila masuk dakwah, mereka tinggalkan."


Alamak... tak boleh lari lagilah nampaknya.. saya rasa macam brother ni paksa saya clash masa tu juga.


"Semuanya dah jelas rasanya..Nampaknya saya kena tinggalkanlah benda ni juga ya. Macam tak larat rasanya nak tekan butang handphone ni. Rasa tak sanggup."


"Kalau tak sanggup, mari ana tolong tekankan."

"Eh, x apalah bang. Biar saya taip senderi." Teragak-agak saya nak taip masa tu. Tapi saya gagahkn juga diri.. "Semuanya dah jelas.. buat ape aku tangguh-tangguh lagi. Takut nanti hidayah ni Allah tarik, susah pula nak tiggalkan. Bukan aku selalu doa supaya dijauhkn dari maksiat ke..jadi rasanya, inilah masanya.."

Lalu perlahan-lahan saya taip SMS tu..

"Assalamualaikum.. Sebenarnya selama ini hubungan kita salah di sisi islam. Saya ingat dengan mengubah cara pergaulan kita, ia dah dibolehkan, tapi sebenarnya ia tetap berdosa. Saya harap awak akan istiqamah teruskan perubahan yang awak dah buat, kerana Allah. Saya minta maaf atas segala yang sudah berlaku. Kalau ada jodoh in sya Allah, akan bertemu jua. Assalamualaikum.."


Berat betul nak hantar mesej itu kepada awak. Saya masih tak mampu nak ucap selamat tinggal. sebab tu dalam SMS tu saya hanya akhirkan dengan ucapan salam. Lepas beberapa ketika..saya tekan juga butang [send].kemudian tertera pada skrin..


[SENDING..]

[MESSAGE SENT]


Masa tu saya rasa macam separuh hidup saya dah hilang. Macam tak percaya.. saya dah hantar satu SMS, dan clash dengan awak..
"Terima kasih bang.." "Tak apa, dah tanggungjawab.." Malam itu saya tidur dengan linangan air mata.. tak sangka.. memang tak disangka.. Saya memang tak pernah terfikir untuk clash, tapi itulah yang terbaik untuk kita sebenarnya.. Teringat ayat Allah.. surah Al-Baqarah, ayat 216..

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.


Masa terus berlalu.. Saya terus sibukkan diri dengan kerja-kerja lain.. Dalam usaha nak lupakan awak.. bukan senang.. tapi saya terus cuba. Saya selalu bagi tazkirah..ingatkan orang.. Saya bagi taklim di masjid, cerita pada orang, couple haram, tunjuk segala dalil.. Macam-macam yang berlaku... ada kritikan.. ada juga yang setuju.. tapi tak kisahlah semua itu..

Tiba-tiba satu pagi ni.. dapat pula mesej dari awak.. awak bagi gambar bunga.. bawahnya ada ayat..


"Seindah gubahan pertama.."


Saya rasa awak still tak boleh lupakan saya.. Saya pun fikir.. kena tegaskan rasanya.. kemudian saya hantarlah SMS ini.. Dan rasanya itulah yang terakhir..


"Tiada yang lebih indah drpd mendapat keredhaan ilahi.. seindah manapun gubahan pertama itu, slagi tak mendapat keredhaan-Nya, tetap tak berguna.. Assalamualaikum.. saya tahu dulu saya cakap, kalau ada jodoh, in sya Allah akan bertemu juga. Tapi saya tak nak awak tunggu. Lupakan saya. Biar Allah yang menentukan.. Lagi satu, jangan cari cinta manusia, ia penuh dengan penipuan, kekecewaan, dan tidak kekal.. Tapi carilah cinta Allah.. tiada penipuan, tidakkan pernah mengecewakan itulah cinta abadi.. Cinta yg diredhai..

-Yang Terakhir- "


[send]

[SENDING..]

[MESSAGE SENT]

Saya dah buat keputusan. Saya pasti apa yang saya buat ini btul. Saya yakin, Allah akan sediakan yang terbaik untuk saya. Saya takkan berpatah balik.. takkan..buat selama-lamanya..

5/12/2009 12:39:00 AM

Nadra - Atas Nama Cinta

Dihantar oleh thoyyibah



"Atas Nama Cinta" merupakan novel hasil tulisan Isa Kamari (gambar) yang didasari kisah luka sejarah yang berlaku pada seorang gadis bernama Nadra (Natrah) yang merupakan gadis Belanda yang dibawa dan dijaga oleh seorang wanita Tanah Melayu bernama Aminah di Kemaman, Terengganu ketika era sebelum merdeka. Novel ini telah saya baca sekitar 2 tahun yang lepas. Tapi malangnya kini saya tidak pasti mana perginya novel ini. Mungkin ada yang meminjam, tapi saya lupa siapa. Hmm..lupakan hal itu. Saya sendiri tak berapa pasti kenapa malam ini tergerak hati untuk menukilkan sedikit perkongsian saya tentang kisah Nadra dalam ruangan yang sedikit ini. Mungkin hati tidak sedap melihat perkembangan semasa terutama yang bersangkutan dengan hal menetapkan agama anak yang diputuskan oleh parlimen baru-baru ini.

Ramai antara kita yang lupa bertapa peritnya rakaman sejarah ketika itu yang menyaksikan kes Nadra ini kalah daripada tangan Islam, tangan kita. Nadra telah di bawa pergi ke Belanda oleh keluarga asalnya yang menyebabkan beliau dipaksa semula untuk menukar agama kepada Kristian. Banyak nama-nama besar dan tokoh-tokoh politik tanah air yang terlibat dalam kes tersebut.

Ketika itu penduduk Islam Tanah Melayu dan Siingapura bersatu menentang keputusan mahkamah yang memberi kemenangan kepada pihak ibu bapa kandung Nadra. Nadra yang ketika itu telah pun berkahwin dengan Mansor, seorang pendidik di Tanah Melayu terpaksa dipisahkan tanpa dia merelakannya. Tapi begitulah sejarah.. perit, pedih yang dirasakan itu langsung tidak dapat mengubah apa yang telah berlaku. Saya sendiri menjadi sedikit emosi ketika membaca plot di mana Aminah bersama peguamnya kalah untuk merebut hak penjagaan ke atas Nadra. Sedangkan yang pasti perkara tersebut telah berlalu...lama dulu...tidak berubah dan tak akan berubah.. kecewa dalam hati.. Mata mula menumpahkan titis-titis jernih. Sedih kerana sejarah dulu. Dan makin sedih kerana pada hari ini pun masih ramai mengambil sikap endah tak endah dalam bab sensitif ini hingga sanggup membuat keputusan secara semberono. Argh...! saya sememangnya tidak arif, tidak pakar dalam hal2 ini. Tapi sekurang-kurangnya saya terkesan dengan situasi goyang yang terjadi kepada agama saya, Islam... Sedar bertapa lemahnya kita dalam mempertahankan hak sendiri. Kes sebegini bukan berlaku hanya pada Nadra, banyak lagi susunan kes tahun demi tahun yang memaparkan bertapa kita masih belum dapat belajar daripada satu kesilapan, dan terus melakukan kesilapan yang sama berulang kali.

http://i19.photobucket.com/albums/b191/cyberpoyo/SGstory_Maria.gif
Nadra didukung oleh Aminah (ibu angkat Nadra)


"Atas nama cinta, Nadra mengecap iman. Atas nama cinta dua ibu berebut kasih. Atas nama cinta ikatan perkahwinan Nadra terjalin. Atas nama cinta, kuasa dan pertempuran politik penjajah merampas Nadra. Atas nama cinta, kesucian agama Islam dan maruah bangsa harus dibela...Bangsa yang dijajah sudah tidak takut lagi...ATAS NAMA CINTA."

____________________________________________________________________


Lagu Puisi: Atas Nama Cinta
Penyanyi: Kumpulan Sirrfillsirr

Di desa Tjimahi,
Maria yang putih,
Atas nama cinta, beralih kasih,

Di desa Kemaman,
Nadra yang rupawan,
Atas nama cinta, meniti iman,

Kasih ibu tak berbelah bagi,
Aminah, Adelaine berebut kasih,
Kasih remaja sesingkat usia,
Mansor, Nadra terpaksa berpisah,

c/0:
Di Singapura...
Merusuh angkara,
Atas nama cinta,
Sejarah berdarah,
Di Kota Belanda, Maria berhiba,
Riwayat terluka,
Atas nama cinta.......

(Maria riang bercermin Nadra,
Nadra duka kembali Maria,
Maria bertaut asal keluarga,
Nadra Hilang kasih sejahtera.)


____________________________________________________________________

Lagu yang ringkas dengan susunan muzik yang rancak memudahkan penghayatan kepada sesiapa yang mendengarnya. Jika anda mengalami masalah untuk memahami lagu ni, anda boleh search tentang kisah Nadra (Natrah) dalam internet atau membeli terus buku ini, maka dengan mudah anda akan memahami seni kata lagu puisi ini. Sebenarnya saya teringin sekali untuk berkongsi lagu ini secara terus dengan para pembaca. Namun saya mengalami sedikit masalah untuk muat turun lagu ini. Jadi kepada sesiapa yang berminat untuk mendengar lagu puisi ini, anda boleh beri e-mail kepada saya. Saya akan berkongsi lagu tersebut dengan anda, insyaAllah... Semoga ada manfaat yang diperolehi daripada entri kali ini. Wassalam...

5/10/2009 09:48:00 PM

Antara Muzik Blues dan Islam

Dihantar oleh thoyyibah


Blues dikenali sebagai sebuah aliran muzik vokal dan instrumental yang berasal dari Amerika Syarikat (US). Muzik yang mulai berkembang pesat pada abad ke-19 itu muncul dari muzik-muzik spiritual dan pujian yang biasa dinyanyikan oleh orang kulit hitam yang berasal daripada Afrika di US. Muzik yang menerapkan blue note, pola call dan respon itu dipopularkan oleh 'Bapa Blues' William Christopher Handy atau dikenali sebagai WC Handy gambar (1873-1958).

Ada yang menyatakan bahawa muzik Blues ini berasal daripada masyarakat Islam. Seorang penulis dan ilmuwan serta pengkaji daripada Schomburg Center for Research in Black Culture di New York, Sylviane Diouf, telah cuba untuk meyakinkan masyarakat bahawa Blues mempunyai persamaan dengan tradisi masyarakat Muslim di Afrika Barat.

Untuk membuktikan perkaitan antara muzik Blues Amerika dengan tradisi kaum Muslim, Diouf menunjukkan dua bukti. Yang pertama diperdengarkannya kepada orang yang hadir di sebuah kawasan di Universiti Harvard itu adalah bunyi azan (panggilan bagi umat Islam untuk menunaikan ibadah solat). Setelah itu, Diouf memainkan lagu Levee Camp Holler.

Rakaman kedua itu adalah lagu Blues yang pertama kali muncul di Delta Mississippi sekitar 100 tahun yang lalu. Levee Camp Holler bukanlah lagu blues biasa. Lagu itu dicipta oleh masyarakat kulit hitam Muslim yang berasal daripada Afrika Barat yang bekerja di Amerika pasca-Perang Sipil.

Lirik lagu Levee Camp Holler yang diperdengarkan Diouf itu dikatakan seperti panggilan suara azan, yang menyatakan tentang keagungan Tuhan. Seperti azan, lagu Levee Camp Holler itu menekankan kata-kata yang bergetar. Menurut Diouf, bunyi antara lagu Blues, Levee Camp Holler yang mirip azan juga merupakan bukti adanya perkaitan antara keduanya. Mereka yang hadir di kawasan tersebut kelihatan teruja dengan kebenaran bukti yang diungkapkan Diouf. "Tepuk tangan pun bergemuruh, sebab hubungan antara musik Blues Amerika dengan tradisi Muslim jelas-jelas terbukti," kata Diouf. "Mereka berkata, "Wow, benar-benar sama. Blues ternyata benar berasal dari sana (tradisi Islam)"."



Jonathan Curiel dalam tulisannya bertajuk, Muslim Roots, US Blues, mengungkapkan bahawa masyarakat Amerika perlu berterima kasih kepada umat Islam dari Afrika Barat yang tinggal di Amerika. Sekitar tahun 1600 hingga pertengahan 1800 M, banyak penduduk kulit hitam dari Afrika Barat yang dipaksa ke Amerika dan dijadikan orang suruhan. Menurut para sejarawan, sekitar 30% orang suruhan dari Afrika Barat yang disuruh bekerja secara paksa di Amerika itu adalah Muslim. "Walaupun oleh tuannya memaksa untuk menganut agama Kristian, namun banyak antara mereka itu tetap teguh dengan agama Islam serta kebudayaan asal mereka," cetus Curiel.


Mereka tetap membacakan ayat-ayat Alquran setiap hari. Dalam sejarah juga telah mencatatkan, bahawa para pelaut Muslim dari Afrika Barat adalah yang terawal menemui benua Amerika sebelum Columbus. "Tak perlu diragukan lagi, secara sejarahnya kaum Muslim telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemuinya," kata Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation.

http://www.journeytoislam.com/history/AMERICAN MUSLIM HISTORY.htm
http://www.uga.edu/islam/muslimpop_usa.html
http://www.soundvision.com/info/yearinreview/2001/profile.asp

Sejarawan Ivan Van Sertima dalam karyanya, They Came Before Columbus, membuktikan adanya perhubungan antara Muslim Afrika dengan orang Amerika asli. Dalam African Presence in Early America, Van Sertima menemukan fakta bahawa para pedagang Muslim dari Arab juga sangat aktif berniaga dengan masyarakat yang tinggal di Amerika. "Columbus juga tahu bahawa Muslim dari pantai barat Afrika telah tinggal lebih dulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan, dan Utara," kataVan Sertima. Umat Islam yang awalnya berdagang telah membina komuniti mereka di wilayah itu dengan menikahi penduduk asli.

Curiel menambahkan, pengaruh lainnya yang diberikan komuniti kulit hitam yang beragama Islam di Amerika terhadap muzik Blues adalah alat-alat muzik yang biasa mereka mainkan. Pada era perhambaan di Amerika, orang kulit putih melarang mereka untuk memainkan drum, kerana bimbang akan menaikkan semangat penentangan oleh golongan hamba. Namun, penggunaan alat musik gesek yang biasa dimainkan umat Islam dari Afrika masih diizinkan untuk dimainkan kerana dianggap seperti biola. Pensyarah dalam Ethnomuzikologi dari Universiti Mainz, Jerman, bernama Prof Gehard Kubik mengatakan alat muzik banjo Amerika juga berasal dari Afrika.

Secara khusus, Prof Kubik menulis sebuah buku tentang persamaan muzik Blues dengan peradaban Islam di Afrika Barat berjudul, Africa and the Blues, yang diterbitkan University Press of Mississippi pada 1999. "Saya yakin banyak penyanyi Blues ketika ini yang tidak menyedari bahawa pola muzik mereka meniru tradisi muzik orang Islam di Arab," cetusnya.

http://www.afropop.org/img/world_music/african_music/namer/usa/bluesAfrica+Blues.jpg
Secara akademik Prof Kubik telah membuktikannya. "Gaya vokal kebanyakan penyanyi Blues menggunakan melisma, intonasi bergelombang. Gaya vokal seperti itu merupakan peninggalan masyarakat di Afrika Barat yang telah melakukan hubungan dengan dunia Islam sejak abad ke-7 dan 8 M," tuturnya. Melisma menggunakan banyak nada dalam satu suku kata.

Sedangkan, intonasi bergelombang merupakan rentetan yang beralih dari mayor ke skala minor dan kembali semula. Hal itu sangat biasa digunakan ketika orang Islam melaungkan azan dan membaca Alquran. Dengan fakta itu, kata Prof Kubik, para peneliti muzik seharusnya mengakui bahawa Blues berasal dari tradisi Islam yang berkembang di Afrika Barat.

Meskipun telah dibuktikan secara akademik, namun masih banyak pula yang tak mengakui adanya pengaruh tradisi masyarakat Muslim Afrika dalam musik Blues. "Orang bukan Islam sangat susah untuk meyakini fakta itu, kerana mereka tak memiliki pengetahuan yang cukup tentang peradaban Islam dan muzik Islam," ungkap Barry Danielian, seorang pemain terompet yang tampil bersama Paul Simon, Natalie Cole, dan Tower of Power.

Suara azan dan ayat-ayat Alquran yang biasa dilantunkan orang Islam kulit hitam di Amerika mengandungi muzik. "Dalam kumpulan saya, kata Danielian yang tinggal di Jersey City, New Jersey, Ketika kami berkumpul dan imam yang datang ada ratusan orang dan kami membacakan doa, pasti terdengar sangat muzikal. Anda akan mendengar muzik itu seperti orang Amerika menyanyikan Blues.'" Begitulah tradisi Islam di US telah melahirkan sebuah aliran muzik bernama Blues.

Muzik dalam Peradaban Islam

Bagaimanakah Islam memandang muzik? Ada dua pandangan di dalam Islam terhadap muzik. Ada ulama yang membolehkan dan ada pula yang melarangnya. Perbezaan ini muncul berdasarkan tafsiran mereka tentang muzik berdasarkan hujjah naqli.

Ulama terkemuka Dr Yusuf Al-Qardawi dalam bukunya, Al-Halaal wal Haraam fil Islam, memperbolehkan muzik dengan beberapa syarat. Sebenarnya, sejumlah ritual keagamaan yang dijalankan umat Islam mengandung muzik. Salah satu contohnya adalah alunan azan. Selain itu, ilmu membaca Alquran atau ilmu qiraat juga mengandungi muzik.

Meskipun begitu, Al-Albani melarang umat Islam untuk bermuzik. Ia berdasarkan pada salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. "Akan ada dari ummatku kaum yang menghalalkan zina, memakai sutera, minuman keras, dan alat-alat musik."

Secara umum, umat Islam memperbolehkan musik. Bahkan, di era kejayaannya, umat Islam mampu mencapai kemajuan dalam bidang seni musik. Tambahan lagi, muzik dan puisi menjadi salah satu tradisi yang berkembang di Semenanjung Arab sebelum kedatangan Islam.

Pencapaian peradaban Islam dalam bidang muzik tercatat dalam Kitab Al-Aghani yang ditulis oleh Al-Isfahani (897 M-967 M). Dalam kitab itu, tertulis sebaris ahli muzik di zaman khalifah, seperti Sa'ib Khathir (wafat 683 M), Tuwais (wafat 710 M), dan Ibnu Mijjah (wafat 714 M). Penyebaran Islam ke seluruh penjuru jazirah Arab, Persia, Turki, hingga India, semuanya memilik tradisi muzik.

Seni muzik berkembang pesat di era kekuasaan Khalifah Abbasiyah. Para ilmuwan Islam banyak menterjemahkan risalah muzik dari Yunani terutama ketika Khalifah Al-Ma'mun berkuasa. Para Khalifah Abbasiyah pun turut menyokong para penyair dan ahli muzik. Salah satu muzik yang karyanya diakui dan disegani adalah Ishaq Al-Mausili (767 M-850 M).

Pada awal berkembangnya Islam, muzik diyakini sebagai cabang dari matematika dan falsafah. Jadi tidak hairanlah jika ahli matematik dan ahli falsafah Islam terkemuka, Al-Kindi (800 M-877 M), adalah ahli teori muzik yang tersohor. Al-Kindi juga tercatat sebagai ilmuwan yang menjadikan muzik untuk perubatan dan penyembuhan penyakit. Ia menulis tak kurang dari 15 kitab tentang muzik, namun yang masih ada tinggal hanyalah lima buah. Al-Kindi adalah orang pertama yang menyebut kata 'musiqi'.

Tokoh Islam lain yang juga banyak menyumbangkan pemikirannya bagi muzik adalah Al-Farabi (870 M-950 M). Beliau tinggal di Istana Saif al-Dawla Al-Hamdan¡ di kota Aleppo. Ahli matematik dan falsafah ini juga sangat menggemari muzik serta puisi. Selama tinggal di istana itu, Al-Farabi mengembangkan kemampuan muzik serta teori tentang muzik.

Al-Farabi juga diyakini sebagai penemu dua alat muzik, yakni rabab dan qanun. Ia menulis tak kurang dari lima judul kitab tentang muzik. Salah satu buku musiknya yang popular bertajuk, Kitabu al-Muziqa to al-Kabir, atau The Great Book of Music. Berisi teori-teori muzik dalam Islam.

Pemikiran Al-Farabi dalam bidang muzik masih kuat pengaruhnya hingga abad ke-16 M. Kitab muzik yang ditulisnya itu sempat diterjemahkan oleh Ibnu Aqnin (1160 M-1226 M) ke dalam bahasa Ibrani. Selain itu, karyanya itu juga dialihbahasa ke dalam bahasa latin berjudul De Scientiis dan De Ortu Scientiarum.

5/07/2009 12:18:00 AM

PETRA di IPGM-KBA!

Dihantar oleh thoyyibah

Untuk entri santai ini saya sekadar ingin memaklumkan kepada sahabat-sahabat di KBA, kelas kami akan mengadakan Karnival Permainan Tradisional (PETRA) pada hari Isnin (11 April 2009) bertempat di Gimnasium. Sesiapa yang berminat bolehlah menghubungi Shazatul Shima dan 'Aizat Fikri sepert nombor yang tertera dalam poster di bawah.. Antara permainan yang dipertandingkan ialah:
  1. Congkak
  2. Gusti Lengan
  3. Batu Seremban
  4. Galah Panjang
  5. Tanting Lawi
Sekian, terima kasih.






5/05/2009 06:24:00 PM

5 sasterawan negara tekad!

Dihantar oleh thoyyibah

Dasar kontroversi Pengajaran dan Pembelajaran Sains dan Matematik Dalam Bahasa Inggeris (PPSMI) menerima tamparan besar sekali lagi hari ini apabila kesemua lima sasterawan negara yang masih hidup menolaknya.

Buat pertama kali dalam sejarah penentangan dasar kerajaan, mereka melontarkan enam sebab penolakan dalam satu kenyataan bersama yang diedarkan pada sidang media di Rumah PENA pagi ini.

Alasan-alasan itu, antaranya:

bullet buttonKebanyakan pemenang Anugerah Nobel tidak datang dari negara pengguna bahasa Inggeris tetapi negara-negara seperti Perancis, Jerman, Jepun, Sepanyol Switzerland, India dan Bangladesh.

bullet buttonKegagalan mengembalikan bahasa Melayu sebagai bahasa ilmu semua bidang menyebabkan pemimpin hari ini dirakam dalam sejarah sebagai "pemusnah bahasa Melayu yang telah lama menjadi lingua franca".

bullet buttonPenggunaan bahasa Inggeris untuk bidang terpilih dengan sendirinya menciptakan dua jenis kewarganegaraan.

Pertama, warganegara yang menguasai bahasa Inggeris dan sains teknologi dan kedua, warganegara yang berbahasa Melayu dan menguasai sastera dan sains sosial - bidang yang dianggap tidak penting dan lebih rendah darjatnya. [Baca teks penuh di sini]

Buang gelaran rasmi

Sebagai menguatkan bantahan mereka, dua tokoh sasterawan yang hadir - Datuk A Samad Said dan Muhammad Salleh - membayangkan akan membuang gelaran rasmi kerajaan itu "jika keadaan memerlukan".

"Oh, memang sanggup (buang gelaran). Memang sanggup. Sudah pun saya beritahu dalam wawancara (sebelum ini). Itu saya kira, kalau (dikatakan) sasterawan negara itu berdegar bunyinya, ambillah kesemuanya," kata A Samad.

muhammad haji sallehSementara Muhammad (foto kiri) pula berkata: "Kalau diperlukan saya akan sampai ke sini juga, ditempat yang diperlukan. Saya merasakan tragedi ini bukan tragedi orang lain, tetapi tragedi (kepada) saya."

"Dan tidak pernah berlaku kepada bahasa besar lain seperti yang berlaku kepada bahasa kita. Tidak berani orang sentuh bahasa Perancis misalnya.

"Cuba sentuh bahasa Inggeris, bahasa Scotland misalnya, apa akan berlaku?" soalnya.

"Dalam satu dunia tamadun, menteri tak ada hak menukar bahasa. Hanya bangsa itu sahaja berkumpulan mempunyai hak menukar bahasa itu. Orang lain tidak ada hak menukar bahasa itu."

Surat kepada PM

Muhammad juga menafikan dakwaan beliau lambat tampil memperjuangkan pemansuhan PPSMI, berbeza dengan A Samad sebelum ini yang lebih ke depan.

"Pertamanya, kalau tidak di depan televisyen atau suratkhabar, saya ini tidak berapa terpilih. Tetapi hal ini telah kita kerjakan dari awal lagi.

"Saya pernah siapkan surat kepada (bekas perdana menteri) Tun Abdullah (Ahmad Badawi), kejar beliau di Putrajaya, beri surat itu.

"Tidak ada apa-apa (tindakan). Sewaktu saya di Tokyo, (saya) faks dari Tokyo. Lepas itu, macam-macam (tindakan) yang dikerjakan sejak beberapa tahun kebelakangan ini," katanya.

Ditanya sama ada beliau akan menurut jejak A Samad untuk berkempen di pentas politik dan pada pilihanraya kecil demi memperjuangkan pemansuhan PPSMI, Muhammad berkata:

"Boleh kempen, tetapi saya bukan orang politik. Intelektual juga ada tempatnya. Biarlah kita profesional. Yang pandai berpolitik itu, silakan," katanya, seorang penulis terkenal dengan esei budaya.

Tiga lagi sasterawan negara yang menentang dasar PPSMI - Datuk Shahnon Ahmad, Datuk Noordin Hassan dan Datuk Abdullah Hussain - tidak hadir kerana masalah kesihatan.

Akan terus lawan

a samad saidA Samad (foto kanan) menambah, kesemua sasterawan negara "akan terus berlawan" memperjuangkan pemansuhan PPSMI melalui cara masing-masing.

"Kita tidak boleh harap semua sasterawan negara membuat kerja yang sama. Tujuan dan matlamat sama, tetapi caranya lain.

"Ahli politik ini ada usia luputnya. Kuasawan ada tarikh luputnya. Sasterawan, kerana tidak ada tarikh luputnya, dia akan terus berlawan," kata pengarang itu yang terkenal dengan novel Salina.

Sementara itu, mengulas kenyataan Menteri Pelajaran Tan Sri Muhyiddin Yassin semalam, A Samad memberi amaran supaya ahli politik harus bersedia menghadapi "perlawanan" yang lebih hebat "jika tidak bersedia tunduk" pada desakan membatalkan PPSMI.

"Dan kalau ada yang bertanya saya, apakah akan dilakukan kalau kuasawan (ahli politik) ini tidak bersedia untuk untuk tunduk, (maka) perlawanan ini akan diteruskan dari belbagai sudut.

"Ertinya kuasawan harus bersedia menghadapi itu. Kita akan merakyatkan betul-betul (isu PPSMI), bahawa mereka ini akan hilang bahasa, mereka akan hilang jati diri."

Muhammad pula berkata, ruang perbincangan dengan menteri terbabit masih terbuka. Bagaimanapun keputusan yang dibuat hendaklah melibatkan kehendak rakyat terbanyak.

Pertikai meja bulat

anti ppsmi group pc 050509Muhyiddin semalam berkata kajian badan bebas mendapat hasil berlainan dengan perbincangan meja bulat anjuran kementeriannya kerana pesertanya tidak bercakap berdasarkan fakta dan bukti.

Mengulas kenyataan menteri itu, Muhammad mempertikaikan kesimpulan yang dibuat oleh kementerian tidak sama dengan butiran perbincangan meja bulat.

"Waktu saya menghadirinya, hampir 80 peratus tak bersetuju menggunakan bahasa Inggeris dalam bidang Sains dan Matematik. Tetapi akhirnya disimpulkan bahawa orang bersetuju.

"Saya masih ingat, yang bersetuju (ketika) itu hanyalah pegawai bank yang tidak tahu bercakap bahasa kebangsaan dan seorang lagi ibu kepada anak yang sedang bersekolah.

"Yang lain semua tidak bersetuju. (Wakil masyarakat) India dan Cina pun semua tidak bersetuju. Jadi, macam mana kesimpulan (boleh) jadi begini?" katanya.

Kejutkan dunia sastera

ppsmi march 070309 crowd.jpgAwal Mac lalu, A Samad mengejutkan dunia sastera tanah air dan nasionalis bahasa apabila menerajui ribuan penunjuk perasaan berarak ke Istana Negara bagi menyerahkan memorandum membantah dasar tersebut.

Sejak 1981, Malaysia menganugerahkan gelaran berprestij ini kepada sembilan tokoh sastera dan kreatif negara, terbaru Syed Othman Syed Omar atau lebih dikenali S Othman Kelantan pada 2003.

Negara kini sedang menyaring senarai tokoh untuk dicalonkan sebagai sasterawan negara ke-10.

Empat yang telah meninggal dunia: Kamaluddin Muhamad (popular dengan nama pena Keris Mas), Datuk Usman Awang, Muhammad Dahlan Abdul Biang (Arena Wati) dan Syed Othman.

Semuanya aktif dalam dunia sastera kecuali Noordin yang dikenali sebagai penggiat teater tersohor.

Artikel daripada Malaysiakini

p/s: Saya serahkan pada pembaca untuk menilainya. Saya harap anda tidak membaca artikel ini menggunakan persepsi politik atau berdasarkan kepentingan pihak tertentu. Terima kasih.

5/02/2009 11:45:00 PM

Mencari Resolusi

Dihantar oleh thoyyibah

Pada hari Khamis yang lalu (30 April 09), Jabatan HEP IPGM-Kampus Bahasa Antarabangsa sekali lagi membuka peluang kepada pelajar-pelajar kampus ini untuk berkongsi buah fikiran mereka tentang permasalahan yang sedang di hadapi di kampus ini. Namun begitu, kehadiran pelajar pada Perhimpunan Profesionalisme Pelajar yang bertemakan "Dialog Terbuka: Hak Bersuara Pelajar" ini kelihatan hambar. Hanya beberapa kelompok sahaja yang mampu meluangkan masa untuk menghadiri perhimpunan "wajib" ini. Tapi tak mengapalah. Mungkin masing-masing ada urusan lain yang mungkin lebih penting. Terpulang.. Cumanya di sini ingin saya nyatakan, kampus ini masih memberi ruang yang cukup luas untuk pelajar-pelajarnya melontarkan buah fikiran sekalipun ianya berlawanan dengan kehendak pentadbiran mahupun Jabatan HEP sendiri.

Semua sedia maklum yang perhimpunan ini dilangsungkan rentetan pembubaran MPP 08/09 pada akhir bulan Februari yang lalu. Dan kini masalah timbul apabila pencalonan untuk pertandingan 24 jawatan MPP masih banyak yang belum terisi. Saya tidak menyalahkan sesiapa kerana saya pasti ada hikmah disebalik peristiwa ini. Jika masalah ini tidak terjadi, mungkin dialog terbuka ini tidak akan berlangsung, jika masalah ini tidak terjadi, mungkin pelajar akan terus melabel bermacam2 nama kepada MPP. Sekurang-kurangnya, dengan ada sesi dialog tersebut, sedikit sebanyak ada penjelasan yang diberikan kepada segala tomahan yang MPP terima selama ini.

Menjadi salah seorang forumnis, dan satu-satunya wanita di atas pentas menjadikan saya sedikit gugup untuk bersuara. Bersama-sama saya ialah Saudara Wan Mohd Nor Amali (Mantan YDP), Saudara Mohd. Hanif (Mantan S/U), Saudara Khairul Akran (wakil TESL Year4, mantan MPP 05), Saudara Hilmi (wakil pelajar dan Pengerusi J/K Kolej Kediaman) dan Saudara Ahmad (wakil pelajar). Jujur saya katakan bahawa saya tak cukup persediaan untuk berhujah. Mana tidaknya, saya diminta untuk menjadi ahli forum hanya sehari sebelum perhimpunan tersebut. Kebetulan hari yang sama kelas saya terpaksa membuat persiapan untuk ujian Budaya & Pembelajaran dan serentak pula dengan presentation blog untuk Sumber dalam P&P. Jadi masa saya untuk membuat persiapan untuk forum tersebut amat terbatas. Semua yang saya nyatakan pada hari tersebut hanya berdasarkan apa yang saya ingat. Dan itu menyebabkan banyak point yang tertinggal.

Satu perkara yang ingin sekali saya terangkan ialah, saya adalah antara pencari muka-muka baru bagi MPP 09/10 yang menjadi sebab ketidaksenangan pelajar-pelajar kampus ini yang mungkin juga pencetus segala permasalahan ini. Saya sangat-sangat mengharapkan agar exco-exco yang diserap ketika itu tidak diletakkan kesalahan di atas bahu mereka. Rela saya memikul kesilapan tersebut kerana saya yang mempelawa mereka menyertai kami dalam MPP yang menyebabkan ramai pihak tidak puas hati. Maaf saya pohon dari warga IPGM-KBA yang tidak berpuas hati. Bagi kami yang berada dalam MPP, kami berasa amat terharu dan berbesar hati apabila ada pelajar yang menerima pelawaan kami untuk berkhidmat dalam MPP tanpa sebarang imbuhan. Seperti yang selalu kami katakan "MPP IPG tidak sama dengan MPP IPT". Kami memberi mereka tempoh percubaan selama beberapa minggu untuk melihat prestasi mereka. Dan penilaian tersebut kami serahkan kepada Ketua Jabatan HEP untuk membuat senarai akhir kabinet MPP 09/10. Tapi, ribut kencang bertiup ketika ini membawa taufan "reformasi" di bumi IPGM-KBA. Suara lantang kedengaran di sana-sini menyatakan sudah hilang demokrasi di bumi bertuah ini. Maka terbubarlah segala perancangan dan ditunggu pilihanraya untuk menjamin semua pihak kembali bertenang. Namun hingga kini, masalah lain pula yang terjadi.

Ramai pula yang bertanya selepas itu, kenapa tak ada orang nak bertanding bila mana demokrasi ingin dirawat kembali? Jawapannya pelbagai. Dalam forum itu sendiri Hanif dan Hilmi ada memberikan jawapannya. Tapi mungkin satu jawapan yang tertinggal. Pelajar kampus ini (mungkin termasuk saya) suka menerima tapi lokek untuk memberi. Selesa mengadili orang lain tapi tidak suka diadili. Seronok menuding jari pada orang lain tapi terlupa diri sendiri masih banyak yang perlu diperbaiki. Saya sendiri masih berfikir hingga kini adakah MPP masih perlukan saya. Atau sudah sampai masa saya memberi laluan kepada muka baru untuk menimba pengalaman dalam dunia kepimpinan. Saya tak pasti. Saya tidak bercakap tentang orang lain kerana saya juga adalah penyumbang kepada kekosongan jawatan yang dipertandingkan itu kerana saya pelajar IPGM-KBA yang layak untuk bertanding. Kalau ditanya pula alasan kenapa saya tidak bertanding, 1001 alasan saya boleh kemukakan. Semua orang juga begitu. Tapi kalau terus begini, sampai akhir tahun pun MPP tidak akan terbentuk. Bila MPP tidak ada maka banyak kerja untuk pelajar akan tergendala.

Jadi, selepas forum/dialog tersebut, beberapa resolusi telah dikemukan;
  1. Pertandingan jawatan MPP hanyalah untuk jawatan-jawatan yang masih kosong sahaja dengan mengekalkan barisan MPP 08/09 (resolusi daripada Ahmad).
  2. Mengekalkan struktur jawatan dalam MPP (resolusi daripada saya).
  3. Memisahkan MPP menjadi sebuah badan yang independent dan tidak bergantung pada HEP (resolusi daripada Ahmad)
Saya kurang bersetuju dengan resolusi yang ketiga kerana pada saya fungsi HEP juga adalah untuk memberi khidmat dan menjaga kebajikan pelajar. Tidak salah rasanya MPP bergerak seiringan dan menerima nasihat daripada HEP. Cuma mungkin yang kurang disenangi apabila banyak prosedur yang perlu dilalui sebelum sesuatu perkara itu sampai kepada bahagian pentadbiran. Dan pada saya itu perkara biasa yang berlaku di mana-mana. Jika tidak, takkan wujudlah perkataan yang dinamakan sebagai "PROTOKOL". Tak kira sekiranya ada yang membahasakannya sebagai proTONGkol sekalipun, tapi inilah realitinya. Bukan semua perkara boleh diusung terus ke atas. Takut nanti dikata memijak kepala orang lain. Ada juga sedikit pengalaman saya menjadi exco MPP tanpa ada ketua jabatan HEP kerana berlaku kekosongan jawatan tersebut selama setahun. Dalam setahun itu, terasa MPP seperti tidak berfungsi. Bak kata orang, "Hidup segan, mati tak mahu". Banyak program yang ditolak mentah-mentah oleh pihak pentadbiran dengan memberi sejuta alasan. Tapi selepas kehadiran ketua jabatan (KJ) yang baru, nampak agak mudah program pelajar diluluskan kerana menerima sokongan padu daripada KJ HEP. Mungkin yang pelajar nampak hanyalah beberapa kes yang mengambil masa yang terlalu lama untuk diselesaikan. Tapi mereka mungkin tak sedar banyak aktiviti dan kemudahan yang mereka terima selepas hadirnya nadi baru dalam HEP. Jadi kepentingan HEP bagi menyokong program-program anjuran MPP amat diperlukan bagi memastikan sokongan dalam mesyuarat di peringkat M3P. Namun saya juga akur sekiranya resolusi ini diterima. Mungkin ada kebaikan yang tidak saya ketahui seperti mana penyelesaian isu air bagi blok 1.

Setiap perkara ada baik buruknya. Jadi saya menerima sahaja keputusan daripada HEP dan pentadbiran untuk ketiga-tiga resolusi tersebut. Yang penting pada saya ialah, selagi mana saya berada di sini, akan saya cuba berikan khidmat saya setakat kemampuan saya tanpa mempersoalkan sama ada saya berada dalam MPP atau tidak. Kerana pada akhirnya, semua pelajar kampus ini akan keluar menjadi guru (insyaAllah..) Di sekolah nanti, saya pasti cabarannya lebih hebat lagi. Jika di sini kita selalu mengelat untuk melaksanakan sesuatu amanah, bimbang-bimbang nanti di sekolah terbawa-bawa pula fe'el tu. Di akhirat kelak dipersoalkan satu persatu amanah tersebut, masih mampukah kita memberikan jawapan dan alasan...? Atau kita akan tertunduk hina menanti pembalasan.. Moga segala kesilapan kita diampunkanNya...ameen...