Hambatan Minda...

melihat keajaiban sekeliling dan mengenal isi hati…

5/27/2009 01:07:00 AM

Doakan Kami

Dihantar oleh thoyyibah

Sebenarnya malam ni kepala agak pening-pening lalat sebab baru habis exam, dan mungkin sebab masa rehat yang tidak menentu. Tapi saya gagahkan diri jugak nak kemas kini blog ini selepas 'bercuti' lebih seminggu. Siang tadi ada dua paper minor, paper PJ dan English. Kepala duk serabut lagi, tapi alhamdulillah lega sebab dah lepas satu beban, beban exam.


Sekarang tengah fokus untuk persiapan untuk Program Citra Guru-Khidmat Masyarakat yang bakal diadakan pada 30 Mei ini hingga 4 Jun di Sabah, Negeri Di Bawah Bayu. Antara program yang telah diatur adalah Program Khidmat Masyarakat di Sekolah Kebangsaan Kundasang, Ranau. InsyaAllah, kami akan mengadakan tuisyen dan aktiviti untuk murid-murid Tahun 6 yang bakal menduduki UPSR tidak lama lagi. Harap sangat ada sesuatu yang kami dapat sumbangkan dalam membangkitkan semangat anak-anak di sana untuk terus bermotivasi dalam "ekspedisi" pencarian ilmu.

Program kedua, yang merupakan program kemuncak kepada Program Citra Guru ini ialah Pengapaian Gunung Kinabalu. Ekspedisi ini sebenarnya telah lama diilhamkan ideanya oleh pensyarah Pendidikan Jasmani saya sekitar 2 thn yang lepas, Cik Azian Jaafar. Hasil cetusan tersebut beberapa usaha telah dibuat untuk merealisasikan program ini termasuk pembentangan kertas kerja kinabalu oleh Kumpulan PISMP cohort 3 (Geng 21), yang akhirnya juga menemui kegagalan. Jadi saya mencabar diri untuk menyediakan dan membentangkan kertas kerja program ekspedisi ini di bawah Program Bina Insan Guru. Alhamdulillah segalanya berjalan dengan baik dan mendapat sambutan daripada warga IPGM-KBA walaupun terpaksa mengeluarkan duit kocek sendiri untuk membayar tambang flight. Tanpa penyertaan mereka, maka tiada apa yang boleh dijayakan. Ini pun saya masih berdebar-debar selagi mana program ni belum betul-betul dapat dilaksanakan sepenuhnya. Ujian dan cubaan dari Allah tu akan datang pada bila-bila masa. Jadi saya bertawakal, berserah dan memohon doa agar Allah permudahkan perlaksanaan program ini dan kami masing-masing memperoleh manfaat daripadanya dan dapat dikongsikan dengan rakan-rakan yang lain. Saya juga amat terharu dengan komitmen yang ditunjukkan oleh pegawai-pegawai dan pensyarah di Jabatan HEP. Saya yakin tanpa sokongan daripada mereka terutama En. Tahir Zaman, En. Arus dan Ustaz Amiyamin, kertas kerja yang saya bawa tahun lepas hanya akan tinggal kertas sahaja. Pengalaman mereka yang luas memudahkan urusan untuk kami berhubung dengan Pegawai BPG Sabah, pihak Kinabalu Park, Pengarah IPGM Gaya dan Kent dan ramai lagi dalam usaha memastikan kelancaran program.

Persediaan telah dilaksanakan dengan pengendalian Program Pra Pendakian di Gunung Nuang. (1493 m /4898 kaki). Walaupun tidak sempat sampai di puncak, akibat kekangan masa dan hanya sempat sampai berada di Kem Pacat yang penuh dengan lebah, tapi saya tetap berpuas hati dapat mendaki bersama-sama 29 orang peserta lain. Ini merupakan pengalaman peribadi pertama saya mendaki gunung. Jadi segala kepayahan dan kesulitan yang saya hadapi, menjadi satu motivasi untuk saya mengatasinya. Benarla kata orang, nak mendaki gunung ni bukan setakat perlu cergas fizikal, tapi mesti juga kuat mental. Maaf saya pohon kepada para peserta kerana tidak dapat melaksanakan Program Pra Pendakian Siri II yang dirancang untuk diadakan di Genting Highlands. Mungkin tak ada rezeki untuk kita berlatih di sana dan mungkin ada hikmahnya kita tidak ke sana memandangkan tempat tersebut juga agak bahaya untuk diadakan latihan pada waktu malam.

Saya cuba fokus. Tak pasti sama ada tubuh ini mampu atau tak untuk menyahut cabaran ekspedisi tersebut. Nak daki Gunung Nuang pun mengah, apa lagi Gunung Kinabalu (13, 455 kaki) yang 3 kali ganda tinggi daripada Gunung Nuang. Tak dapat saya bayangkan cabarannya. Saya mendoakan agar keselamatan setiap daripada peserta program ini, agar dapat pergi dan balik dengan selamat serta tiada perkara yang tidak diingini berlaku. dan kepada sahabat-sahabat di luar sana, Doakan kejayaan Kami...

Buat makluman sahabat-sahabat, insyaAllah pada masa akan datang saya akan upload kesemua kertas kerja, surat dan segala bentuk dokumen yang saya ada semasa berkhidmat dalam MPP di laman Scribd. Tak banyak pun sebenarnya, tapi sekadar ingin berkongsi jika ada yang memerlukan contoh-contoh kertas kerja atau surat. InsyaAllah, bahan-bahan tersebut sedikit sebanyak boleh membantu.



Di bawah ini saya sertakan coretan pengalaman seorang pendaki yang pernah mendaki Gunung Nuang. Sekadar perkongsian artikel saya di sini.

Mount of Infamy

Mountain: Gunung Nuang
Height: 1493m/4898ft
Location: Pangsoon, Ulu Langat, Selangor

I've been to Gunung Nuang more times than I care to remember already. This is Selangor's highest peak, and it's not really a difficult mountain to conquer. Really. It only gets difficult when it rains - the path gets so muddy and slippery that it seems like for after every three forward steps one makes, one takes a step backward. That adds to the mental anguish, and it can often break one's will.

The Trek
The infamous Gunung Nuang is really in a category by itself because it has caused its share of problems for even our most experienced hikers. The challenge rating of this mountain is compounded by the fact that we do most of it in the night. That's right. Our start time is usually about 7pm, which means reaching base camp (Kem Pacat) takes about 5 hours for even our fittest hikers. The whole group is usually together again at camp Pacat by about 1:15am — some 6 or so hours of walking only by torchlight, though we did have one hiker once use only a pocket lighter.

Nuang is pretty much a nightmare, or a dream depending on how you look at it. You just keep walking, and walking, crossing the occasional stream, dealing with moderate to high steepness in some areas, and there is nothing to see save the piles of garbage strewn throughout the campsites on the trail. Nuang is divided up into four parts:

1. The Never Ending Road:
To access the start of the trail, trekkers must first deal with the "Never Ending Road", a name coined by former trekking team leader, Ian Wikarski. The road takes about 70 minutes to walk, but it feels like about 2.5 hours. This road is the main reason we do this trip at night because it doesn't feel so long when you can't see it.

2. The Pipeline:
At the end of the Never Ending Road, one crosses a small stream, makes a quick left and then follows the pipeline up to the dam (usually known as Lolo Camp). This part takes about 1 hour.
Crossing the dam, trekkers hike for another 20 minutes or so, reaching the what we call "Hut Camp 1". Turn left crossing the stream (do not turn right to the huts), and then continue up along the trail passing various camp sites until you see "Hut Camp 2" across the stream. You now have to cross the stream again and hike up to Hut Camp 2. Note that this is the last water source before Kem Pacat. Once at Hut Camp 2 make a quick left and continue up.

3. The Red Clay:
As you continue up now you will notice that the steepness of the trail has taken a sharp rise. And you will also notice that you are hiking on red clay, which is what you will hike on for the remainder of the trek until you reach Kem Pacat. Red clay is fine when dry, but at Nuang it is rarely dry, so make sure you have a grippy pair of boots (running shoes do NOT work well). There is also a lot of erosion on this part and the trail looks different each time we trek. What used to be a 6"wide-8"deep water channel is now a 12"wide-3'deep ravine. This part of the trail takes 3-4 hours, longer if it is raining of course.
You will know when you're close to Kem Pacat when you find yourself on a short descent before heading uphill again on the trail. About 15 minutes later, you will reach what we have termed "Pacat Rock", a rock on the left side of the trail marked with a big red arrow pointing to the campsite and way to the summit.
Kem Pacat is where we set camp for the night. Though this spot literally translates as Leech Camp, we have rarely encountered leeches here. We have, however, come across many large insects and animals here. There is a water source accessible from the camp site, but it can only be safely accessed during the day because it is a steep 20-minute descent.

4. The Summit Push:
From Kem Pacat it is about a 1½-hour trek to the summit; our record for the Summit Push is 1 hour 8 minutes. It's no longer red clay but now a mixture of rock, root and mud, and moderate to high steepness.
As one continues the trek, one will come to the first peak that one reaches after Kem Pacat. This is the peak of Bukit Pengasih. To get to Nuang's peak, use the trail that leads to the left. Other paths will lead one to Janda Baik -- that's about another day away.
The summit has changed in recent years in that there are two lookouts. Before, one could hardly see anything from the summit as the view was 90% blocked by overgrown brush and trees. Today, it is possible to have an awesome view looking down at the Ulu Langat dam and the distant town. To access the lookout point, turn left at the summit, and hike for few minutes to see the second lookout. The view here is worth the pain you endure while trekking up!

We Trek Because We Love to Hate Nuang!
We do Gunung Nuang because of the high mental anguish that this mountain has to offer. Hiking on the Never Ending Road is more than enough to drain a person mentally and physically. And when we hike during the monsoon raining season, which it has been on a few occasions, then Nuang scores a perfect 5-leaves for mental anguish. CIMP Trekking Club has been to Gunung Nuang six times in a row now, becoming somewhat of a tradition. Many have summitted, few have summitted on their first attempt, while many have summitted more than once.


0 Komen:

Post a Comment