Hambatan Minda...

melihat keajaiban sekeliling dan mengenal isi hati…

4/05/2009 08:53:00 PM

Istiqamahkah kita dalam melawan Israel?

Dihantar oleh thoyyibah

Puji-pujian hanya buat Tuhan sekalian 'alam.. Selawat dan salam buat kekasihNya, junjungan besar Muhammad S.A.W..

Kiriman doa buat para mujahid di bumi Palestin yang hingga kini berjuang tanpa mengira siang atau malam mempertahankan bumi yang dirodok musuh. Pejuangan mereka bukan rahsia, kerana kita sentiasa tahu mereka sedang berjuang di sana. Musuh juga tahu. Perjuangan mereka bukan retorik semata, kerana mereka benar-benar melawan musuh yang nyata yang menyerang saban waktu dan ketika. Perjuangan mereka bukan bermusim, kerana dalam jaga dan "lena", tiap detik mereka sentiasa bersama senjata. Tapi kita di sini.. apa yang kita lakukan untuk mereka?

Dalam bulan januari - februari yang lalu bertiup kencang gesaan dan tekanan terhadap Israel agar berundur dan keluar dari bumi palestin. Taufan boikot "mengganas" di semua negara Islam. Solat hajat untuk mendoakan pejuang-pejuang palestin dianjurkan di sana sini. Tapi kini semua itu semacam dingin kembali. Seakan kini pejuang palestin telah beroleh kemenangan yang mutlak dan dapat memerdekakan tanah air mereka.. benarkah itu??

Kalau ketika musim boikot dijalankan (yang tempohnya x sampai 3 bulan), gesaan untuk boikot kedengaran hebat. Tapi kini nampaknya boikot dah tak sehebat mana, semakin hambar tak bertenaga. Saya tidak bercakap tentang orang lain. Saya berkata atas diri sendiri. Kelemahan diri sendiri. Jika kita sedar, kempen iklan produk-produk yang diboikot kini semakin rancak dimainkan di kaca tv. Dengan tawaran harga yang boleh dikatakan murah, memang mudah mereka kembali memikat hati kita yang dulu bising suruh boikot penyumbang-penyumbang ekonomi Israel. Mana taknya, dengan harga RM5-6 kita dan boleh dapat full set makanan mereka. Sama dengan harga makan di gerai dan warung yang pada kita tak sesedap mana.

Tema-tema iklan juga membantu mereka untuk "hidup" kembali. Antara iklan yang jelas dan saban waktu saya lihat adalah iklan KFC. Dengan tema kekeluargaan yang dimainkan, sudah tentu ada jiwa ibu bapa yang tersentuh lantas mencari kunci kereta dan keluar bersama anak-anak untuk makan di KFC. Tujuannya untuk merapatkan hubungan dan kemesraan antara ahli keluarga seperti mana yang ditayangkan dalam iklan tersebut. Mulianya niat ini.. tapi mengapa tidak pergi ke tempat makan lain? Hanya di KFC dan di tmpt fast food sajakah tempat untuk kita merapatkan hubungan kekeluargaan?

Ada juga suara-suara yang masih ingin menidakkan boikot ke atas produk Israel ini. Katanya kalau kita boikot, apa akan jadi dengan orang-orang melayu yang bekerja dalam syarikat tersebut. Malah ada juga yang menyangkal dengan hujah bahawa yang mentadbir beberapa syarikat yang diboikot di malaysia ini adalah orang melayu, orang Islam. jadi kita kena tolong mereka! Ntah la..saya pun bukan bagus sangat.. cuma kalau betul-betul nak bantu ekonomi orang Islam, pergi je la makan kat kedai yang kita nampak dan kita tahu semua yang terlibat adalah orang Islam. Beli je la produk yang diyakini produk orang Islam. IKS di kampung-kampung dan luar bandar tu sapa nak tolong, kalau bukan kita? kenapa kita duk risau kompeni yang dah gah malah dilinkkan pulak dengan ekonomi Yahudi tu? Itu kalau betul kita nak bantu ekonomi orang Islam. Tapi kalau sekadar bermain dengan alasan itu dan ini, dan tak mahu menerima saranan para ulama' untuk boikot mereka, nampaknya kita masih belum sedar sepenuhnya penderitaan penduduk palestin yang dihujani peluru berpandu dan bom setiap hari HASIL DARIPADA "SUMBANGAN" KITA KEPADA ISRAEL DAN KONCO-KONCONYA.



Semoga Allah mengampunkan dosa saya dan dosa kita semua atas kelemahan dalam melawan musuh Islam ini. "Ya Allah.. berilah kekuatan kepada kami untuk menentang musuhMu.. Ampunkan kami dan maafkan kami atas tiap kekhilafan dan kelemahan kami.. Sesungguhnya padaMu kami berserah, dan padaMu jua kami memohon pertolongan.. Dan jadikanlah kami dalam golongan orang-orang yang sentiasa mendapat hidayah dan petunjukMu.. Ameen..Ya Rabbal'Alaminn..."



http://ulwani.tripod.com/boikot_yahudi.htm

Fatwa: Wajib Memboikot Barang-barang dan Produk-produk Amerika dan Israel

Segala puji bagi Allah yang telah mewajibkan hamba-hamba-Nya memerangi orang-orang kafir dengan jiwa dan hartanya. Allah telah memberikan kabar gembira kepada mereka kemenangan dan kemuliaan, Dia berfirman,

Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman. (Qs. At Taubah, 9: 14).

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah bersabda, "Perangilah orang-orang musyrik itu dengan harta, jiwa dan lisan kalian." Shalawat dan salam juga semoga tercurah kepada keluarga dan para sahabatnya.

Wahai kaum muslimin, tak tersembunyi dari kalian apa yang menimpa umat kita belakangan ini. Konspirasi negara dzalim Amerika dangan rezim Imperialis Yahudi-Israel telah merampas tanah suci kita, membantai anak-anak kita di bumi Palestina, mengepung rakyatnya dan memaklumatkan perang kepada mereka di semua media visual ataupun audio lewat legalitas internasional yang mereka klaim. Oleh karena itu, wajib bagi umat Islam tampil berperan utnuk menghadapi persoalan umat ini dengan menggunakan berbagai sarana yang mungkin, terutama aksi pemboikotan barang-barang dan produk-produk Amerika dan Israel. Hal demikian itu didasarkan pada:

Pertama, firman Allah SWT.,
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Qs. Al Mumtahanah, 60: 9)

Kedua, persetujuan Rasulullah SAW. pada Tsumamah ketika dia berkata kepada orang-orang Quraisy,
"Demi Allah, tidak akan sampai kepada kalian sebiji gandum pun sehingga Rasulullah SAW. mengizinkannya"

Ketiga, Allah SWT. berfirman,
"Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri. (Qs. Asy Syura, 42: 39).

Kita semua tahu bahwa Amerika telah banyak berbuat kedzaliman dan mengembargo negeri-negeri Islam dan kaum muslimin, teriakan dan tangisan anak-anak, rintihan orang-orang sakit, ratapan para wanita dan ribuan mayat yang tewas tidak bisa mengetuk nuraninya.

Keempat, konsensus para ulama' yang mengharamkan pemberian manfaat buat orang-orang kafir harbi (yang memerangi umat Islam).

"Menyatakan, haram hukumnya bagi setiap Muslim membeli barang-barang dan produk-produk Amerika Serikat dan Israel, baik berupa produk-produk minuman, gas bumi dan sejenisnya, produk-produk makanan, pakaian, elektronik dan sebagainya. Barang siapa yang melakukan transaksi berarti membela dan menolong orang-orang kafir, membantu mereka mendzalimi saudara-saudaranya kaum muslimin; dia telah melakukan kesalahan dan dosa besar"

Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan alhamdulillah, shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita, Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.

Yang menandatangani fatwa ini adalah:
1. Syaikh Muhammad Fadhil Al Taqlawi, mantan Ketua Jamaah Anshar As Sunnah Al Muhamadiyah, Sudan.
2. Syaikh Ahmad Muhammad Ali Al Thuraifi, Ketua Dewan Fatwa dan Kajian di Universitas Al Quranul Karim
3. Syaikh Ahmad Dr. Muhammad Utsman Shalih, Direktur Universitas Islam Umdarman dan Sekjen Majlis Ulama Sudan.
4. Syaikh Prof. Dr. Ahmad Ali Al Arzaq, Wakil Direktur Universitas Islam Umdarman Sudan.
5. Syaikh Ash Shadiq Abdullah Abdul Majid, Muraqib Am Al Ikhwan Al Muslimin, Sudan.
6. Syaikh Dr. Ismail Al Beliy, Ketua Majlis Ulama Sudan.
7. Syaikh Prof. Dr. Al Khadhar Abdul Rahim, Dekan Fakultas Ushuludin Universitas Islam Umdarman.
8. Syaikh Prof. Hasan Hamid, Wakil Ketua Dewan Fatwa dan Kajian Universitas Al Quranul Karim
9. Syaikh Dr. Al Hibr Yusuf Nur Al Daim, Ketua Dewan Pengajaran Majlis Nasional Sudan.
10. Syaikh Jalaludin Al Murad, Ketua Malis Tinggi Dakwah, Haji dan Wakaf Sudan
11. Syaikh Kamal Utsman Rizq, Khatib Masjid Jami' Agung Qurthum.
12. Mr. Muhammad Ibrahim Muhammad, Wakil Sekjen Majlis Ulama' Sudan.
13. Syaikh Prof. Dr. Abbas Mahjub, Direktur Pusat Universitas Al Quranul Karim untuk Cabang Puteri.
14. Syaikh Al Amin Al Haj Muhammad, Dosen Universitas Internasional Afrika.
15. Dr. Suad Al Fatih, Anggota Majlis Nasional Sudan
16. Syaikh Abdul Rahim Abul Ghaits, Direktur Institut Al Quranul Karim di Umdarman.
17. Syaikh Dr. Al Qurasyi Abdul Rahim, mantan Dekan Fakultas Syariah Universitas Al Quranul Karim.
18. Syaikh Sulaiman Utsman Abu Naro, Amir Jamaah Al Ikhwan Al Muslimin, Sudan.
19. Syaikh Abdul Khalil Al Nadzir Al Karuri, Ketua Jam'iyah Al Ishlah wal Musawah Sudan.
20. Dr. Fathimah Abdul Rahman, Dosen Universitas Al Quranul Karim.
21. Syaikh Dr. Kamal Abid, Direktur Islamic Center Afrika
22. Syaikh Dr. Ismail Hanaafi, Dekan Fakultas Syariah Universitas Internasional Afrika
23. Syaikh Husain Asyisy, Khathib masjid Al Firdaus di Umdarman
24. Syaikh Muhammad Al Amin Ismail, Khathib Masjid Al Fath di Shafahah
25. Syaikh Dr. Abdullah Az Zubair, Dosen Universitas Al Quranul Karim
26. Syaikh Dr. Mubarak Rahmah, mantan Dekan Fakultas Ushuludin Universitas Islam Umdarman
27. Syaikh Prof. Dr. Muhammad Abdul Ghafar, Dosen Universitas Qurthum
28. Syaikh Dr. Sa'ad Ahmad Sa'ad, Sekjen Badan Penyantun Penerapan Syariat Islam, Sudan.
29. Syaikh Muhammad Hasan Thanun, Ketua Dewan Pengurus Jam'iyah Anshar
30. Dr. Umar Yusuf Hamzah, Dosen Universitas Islam Umdarman
31. Syaikh Hamad Al Fadini, Ketua Urusan Aqidah dan Dakwah
32. Syaikh Muhammad Abdul Karim, Khathib Masjid Majma' Islami di Jerif Barat
33. Syaikh Musa'identivikasi Basyir Ali, Khathib Masjid Agung Umdaum
34. Syaikh Dr. Ala'uddin Az Zuki, Dosen Universitas Qurthum
35. Syaikh Dr. Abdullah Abdul Hay, Ketua Urusan Kemahasiswaan Universitas Al Quranul Karim
36. Syaikh Dr. Abdul Hay Yusuf, Ketua Jurusan Peradaban Islam Universitas Qurthum
37. Syaikh Dr. Umar Abdul Ma'ruf Ali, Universitas Islam Umdarman
38. Syaikh Dr. Al Abid Muadz, Dekan Fakultas Syariah Universitas Al Quranul Karim
39. Syaikh Mudatsir Ahmad Ismail, Khathib Masjid Al Arqam di Al Haj Yusuf
40. Syaikh Dr. Yusuf Al Kudah, Dosen Universitas El Nilain
41. Syaikh Dr. Shalih Al Taum, Dosen Universitas Qurthum
42. Syaikh Al Abid Abdul Wahab, Dosen Universitas Qurthum
43. Syaikh Ibrahim Al Dharir, Anggota Dewan Fatwa dan Kajian Universitas Al Quranul Karim
44. Syaikh Dr. Ali Ulwan, Dekan Fakultas Syariah Universitas Nasional Al Ribath
45. Syaikh Ahmad Hasan Muhammad, Ketua Jurusan Komunikasi Universitas Internasional Afrika
46. Syaikh Dr. Mahmud Sulaiman Jadin, Dosen Universitas Al Quranul Karim
47. Syaikh Fadhlullah Ibrahim Thaha, Dosen Universitas Al Quranul Karim
48. Syaikh Akin Mawil, Anggota Majlis Ulama' Sudan
49. Syaikh Dr. Adil Thahir, Universitas Islam Umdarman
50. Syaikh Amad Bakri Abu Hiras, Da'i
51. Syaikh Nazar Muhammad Utsman, Ketua Dewan Penasehat
52. Syaikh Dr. Izzuddin Ibrahim, Dekan Fakultas Syariah Universitas Al Quranul Karim Cabang Juba
53. Syaikh Utsman Abdul Razaq, Perintis Majlis Ulama' Sudan
54. Syaikh Ibrahim Al Arzaq, Universitas Islam Umdarman
55. Syaikh Dr. Ahmad Shadiq Basyir, Dosen Universitas Al Quranul Karim
56. Syaikh Jamal Thahir Hasan, Khathib Masjid Banet Timur
57. Syaikh Athiyah Muhammad Hasan, Anggota Majlis Ulama' Sudan
58. Syaikh Khalid Ramadhan, Khathib Masjid Al Mustaghfirin
59. Syaikh Umar Abdul Qadir, Televisi Qurthum
60. Syaikh Daf'ullah Muhammad Hasan, Imam dan Khathib Masjid Al Dzakirin di Riyadh
61. Syaikh Yahya Abdullah, Imam dan Khathib Masjid Al Mansyiyah
62. Syaikh Muhammad Sayid Haj, Imam dan Khathib Masjid ats Tsaurah
63. Syaikh Dr. Ibrahim Ali Muhammad, Universitas Islam Umdarman
64. Syaikh Bakri Mikyal, Khathib Masjid Mikyal
65. Syaikh Abdul Ilah Muhammad Ahmad Namr, Da'i
66. Syaikh As'ad Abdul Karim, Imam dan Khathib Masjid Majma' Al Furqan
67. Syaikh Dr. Adil Aliyullah, Universitas Islam Umdarman
68. Syaikh Taj Thalab, Imam dan Khathib Masjid Boretzudan
69. Syaikh Dr. utsman Ali Hasan, Dosen Fakultas Syariah Universitas Katar
70. Syaikh Ali Aba Shalih, Imam dan Khathib Masjid Muraba' Wahid di Haj Yusuf

0 Komen:

Post a Comment